Kamis, 23 November 2017

Pengertian, ciri-ciri dan kode etik Profesionalisme



Pengertian Profesionalisme
Seseorang yang berkompeten di suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walau demikian, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.
Profesional adalah istilah bagi seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan seusai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut “profesional” dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah. Sebagai contoh, dalam dunia olahraga terdapat olahragawan profesional yang merupakan kebalikan dari olahragawan amatir yang bukan berpartisipasi dalam sebuah turnamen/kompetisi demi uang.
Karyawan profesional adalah seorang karyawan yang digaji dan melaksanakan tugas sesuai juklak (Petunjuk Pelaksanaan) dan juknis (Petunjuk Teknis) yang dibebankan kepada dia. Sangat wajar jika dia mengerjakan tugas di luar Juklak dan Juknis dan meminta upah atas pekerjaannya tersebut. Karena profesional adalah terkait dengan pendapatan, tidak hanya terkait dengan keahlian.
Menurut para ahli 
Profesionalisme
  • Menurut Soemarno P. Wirjanto (1989) professional adalah Harus ada ilmu yang diolah di dalamnya Harus ada kebebasan, tidak boleh ada hubungan hirarki.Harus ada kebebasan ( = hak tidak boleh dituntut ) terhadap penentuan sikap dan perbuatan dalam menjalankan profesinya.Harus ada Kode Etik dan peradilan Kode Etik oleh suatu Majlis Peradilan Kode Etik.
  • Menurut Soedijarto (1990:57) mendefinisikan profesional sebagai perangkat atribut-atribut yang diperlukan guna menunjang suatu tugas agar sesuai dengan standar kerja yang diinginkan. Dari pendapat ini, sebutan standar kerja merupakan faktor pengukuran atas bekerjanya seorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas
  • Menurut Prof. Soempomo Djojowadono (1987), professional adalah Mempunyai sistem pengetahuan yang isoterik (tidak dimiliki sembarang orang), Ada pendidikannya dan latihannya yang formal dan ketat, Membentuk asosiasi perwakilannya. Ada pengembangan Kode Etik yang mengarahkan perilaku para anggotanya
  • Menurut Prof. Edgar Shine professional adalah Bekerja sepenuhnya (full time) berbeda dengan amatir yang sambilan, Mempunyai motivasi yang kuat.Mempunyai pengetahuan (science) dan keterampilan (skill), Membuat keputusan atas nama klien (pemberi tugas), Berorientasi pada pelayanan ( service orientation )
  • Sementara itu Philips (1991:43) memberikan definisi profesional sebagai individu yang bekerja sesuai dengan standar moral dan etika yang ditentukan oleh pekerjaan tersebut.
  • Menurut Yuwono (2011:9) Profesional adalah, “Pekerja yang menjalankan profesi tersebut
  • Menurut Kurniawan (2005:73) adalah, “Suatu kemampuan dan keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan tingkatan masing-masing,” Dari pendapat tersebut maka saya menarik kesimpulan bahwa profesional adalah seseorang yang melakukan pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan dan keterampilan khusus dibidang pekerjaannya.

CIRI-CIRI PROFESIONALISME
Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Kualiti profesionalisme didokong oleh ciri-ciri sebagai berikut:
1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal.
Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan “piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.
2. Meningkatkan dan memelihara imej profesion
Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan dengan individu lainnya.
3. Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan meperbaiki kualiti pengetahuan dan keterampiannya.
4. Mengejar kualiti dan cita-cita dalam profesion
Profesionalisme ditandai dengan kualiti darjat rasa bangga akan profesion yang dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga dan percaya diri akan profesionnya.
KODE ETIK PROFESIONAL
Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat.
Apabila anggota kelompok profesi itu menyimpang dari kode etiknya, maka kelompok profesi itu akan tercemar di mata masyarakat. Oleh karena itu, kelompok profesi harus mencoba menyelesaikan berdasarkan kekuasaannya sendiri. Kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi.
Kode etik profesi dapat berubah dan diubah seiring perkembangan zaman. Kode etik profesi merupakan pengaturan diri profesi yang bersangkutan, dan ini perwujudan nilai moral yang hakiki, yang tidak dipaksakan dari luar.
Kode etik profesi hanya berlaku efektif apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri. Setiap kode etik profesi selalu dibuat tertulis yang tersusun secara rapi, lengkap, tanpa catatan, dalam bahasa yang baik, sehingga menarik perhatian dan menyenangkan pembacanya. Semua yang tergambar adalah perilaku yang baik-baik.
Etika Profesi di Bidang Teknik Mesin

Etika dalam bidang Teknik Mesin yaitu merupakan suatu prinsip-prinsip atau aturan prilaku di dalam bidang Teknik Mesin yang bertujuan untuk mencapai nilai dan norma moral yang terkandung di dalamnya. Sedangkan Profesi dalam bidang teknik Mesin dapat diartikan sebagai pekerjaan , namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Sebuah profesi akan dapat dipercaya dunia industri ketika  kesadaran diri kita yang kuat menjunjung tinggi nilai etika profesi kita di dunia industri maupun di sekitar kita. Jadi dapat di katakan  etika profesi yaitu batasan-batasan untuk mengatur atau membimbing prilaku kita sebagai manusia secara normatif. Kita harus mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Karena semuanya itu sangat berpengaruh bagi kita sebagai mahasiswa teknik mesin yang seharusnya mempunyai etika yang bermoral baik.
Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalanggan sosial).
Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai seorang insinyur yang disebut kode etik insinyur Indonesia dalam “catur karsa sapta dharma insinyur Indonesia. Dalam kode etik insinyur terdapat prinsip-prinsip dasar yaitu :
·         Mengutamakan keluhuran budi.
·         Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia.
·         Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
·         Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran.
Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) sendiri secara spesifik memberikan persyaratan akreditasi yang menyatakan bahwa setiap mahasiswa teknik (engineering) harus mengerti betul karakteristik etika profesi keinsinyuran dan penerapannya. Dengan persyaratan ini, ABET menghendaki setiap mahasiswa teknik harus betul-betul memahami etika profesi, kode etik profesi dan permasalahan yang timbul diseputar profesi yang akan mereka tekuni nantinya, sebelum mereka nantinya terlanjur melakukan kesalahan ataupun melanggar etika profesi-nya. Langkah ini akan menempatkan etika profesi sebagai “preventive ethics” yang akan menghindarkan segala macam tindakan yang memiliki resiko dan konsekuensi yang serius dari penerapan keahlian profesional.
sumber:
·         Brooks, Leonard J. 2007. Etika Bisnis & Profesi, Edisi 5. Penerbit Salemba Empat

·         https://thelastthree.wordpress.com/tag/definisi-profesionalisme-menurut-para-ahli/

Minggu, 04 Desember 2016

PENULISAN ILMIAH (SOFT SKILL)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
            Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin maju dan berkembang terutama di bidang industri minyak dan industri manufaktur, dimana kemajuan dan perkembangan IPTEK dibidang ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan umat manusia. Dibidang industri minyak, kemajuan teknologi terlihat pada metode dan peralatan yang digunakan untuk mengangkat minyak dari dalam bumi sampai ke atas permukaan. Salah satu alat yang digunakan dalam proses pengambilan atau pengangkatan minyak dari dalam bumi adalah pumping unit (pompa angguk). Alat ini menggunakan prinsip kerja katup searah (check valve) dan biasa disebut dengan sucker rod pumping atau beam pump. Dibidang industri manufaktur, kemajuan dan pengembangan teknologi terlihat dengan dilakukannya perbaikan-perbaikan produksi barang yang lebih sempurna, berkualitas dan menggunakan teknologi terbaru sesuai dengan perkembangan zaman sehingga menghasilkan produk yang lebih baik. Oleh karena itu kita harus menghargai IPTEK dan ikut serta dalam perkembangannya demi kemajuan bangsa dan negara.     
            PT. Bukaka Teknik Utama sebagai salah satu perusahaan industri dibidang rancang-bangun rekayasa, konstruksi dan manufaktur (bidang energi, transportasi dan telekomunikasi) banyak menggunakan proses perakitan untuk menghasilkan produk-produknya, khususnya dalam pembuatan produk oil pumping unit yang digunakan untuk memompa minyak dari dalam bumi dengan ke dalaman mencapai ratusan bahkan ribuan meter. Proses perakitan dilakukan untuk penyatuan atau penyambungan komponen-komponen pumping unit, dimana proses ini merupakan salah satu proses yang sangat penting dan menentukan akan terciptanya suatu produk.
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menyusun penulisan ilmiah yang berjudul “ Proses Machining Pitman Pada Pumping Unit Di PT. Bukaka Teknik  Utama “. Pada proses machining ini melewati beberapa proses diantaranya proses cutting, proses drilling, proses penghalusan (gerinda) dan yang terakhir adalah perakitan dengan metode pengelasan

1.2        Permasalahan
Permasalahan penulisan ilmiah yang akan dibahas yaitu mengetahui Proses machining Pitman Pada Pumping Unit Di PT. Bukaka Teknik Utama.

1.3        Batasan Masalah
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis hanya akan membahas bagian-bagian berikut :
1.      Tahapan tahapan proses machining pitman pada pumping unit
2.      Cara kerja dan proses pemotongan, pengeboran dan pengelasan
3.      Material yang dipergunakan dalam pembuatan komponen pitman
4.      Urutan proses machining pitman pada pumping unit
1.4        Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah Mengetahui proses machining pitman pada pumping unit
1.5        Metode Penulisan
Sebagai dasar isi dari penulisan diperlukan data-data yang digunakan sebagai penunjang yang meliputi :
1.      Studi Lapangan
Pengambilan data dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
a.       Metode Observasi
Untuk mengembangkan data-data dengan  pengamatan langsung ke lapangan yang berhubungan dengan proses machining pitman.
b.      Metode Interview
Melakukan proses tanya jawab secara langsung kepada operator mesin yang bekerja pada proses machining pitman yang diantaranya operator mesin  cutting, drilling, setting dan pengelasan (welding)
c.       Metode inventori
Yaitu cara untuk mendapatkan data-data konkret tentang proses machining pitman dengan melakukan pemeriksaan dan penelusuran lebih mendalam terhadap objek penelitian.
2.      Studi Pustaka
Pengambilan data dilakukan dengan membaca dan menelaah buku-buku penunjang  yang berhubungan dengan proses perakitan pitman. Sehingga nantinya data-data yang disajikan lebih banyak, rinci, dan jelas.

1.6        Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan ilmiah ini akan diberikan gambaran umum dari bab ke bab mengenai isi dari penulisan ilmiah. Berikut adalah gambaran umum sistematika penulisan ilmiah Proses machining pitman Pada Pumping Unit Di PT. Bukaka Teknik Utama.

BAB I             PENDAHULUAN
                        Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penulisan,           permasalahan, batasan masalah, tujuan penulisan, metode       penelitian , sistematika penulisan dan tinjauan umum perusahaan.

BAB II           LANDASAN TEORI
            Bab ini berisi tentang penjelasan teori umum pitman, penjelasan proses machining yang digunakan dalam pembuatan pitman serta jenis material yang digunakan dalam pembuatan pitman.

BAB III          PROSES MACHINING PITMAN PADA PUMPING UNIT
            Bab ini memaparkan penjelasan mengenai proses perakitan pitman yang melalui beberapa tahapan seperti proses pemotongan (cutting), proses pengeboran (drilling), proses pengelasan (welding) dan proses perakitan dengan alat bantu jig atau mal sesuai standar yang telah ditetapkan di perusahaan.
BAB IV          PENUTUP
                        Bab ini membahas kesimpulan dari hasil penelitian pada saat            melakukan kerja praktek di PT. Bukaka Teknik Utama.

1.7        Tinjauan Umum Perusahaan
            PT Bukaka Teknik Utama merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang mempelopori usaha dibidang rancang bangun rekayasa, konstruksi dan industri manufaktur barang dan jasa disektor infrastruktur khususnya bidang energi, transportasi dan telekomunikasi. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 25 Oktober 1978 berdasarkan akta pendirian No. 149 yang dibuat dihadapan Notaris Haji Bebasa Daeng Lalo, SH. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh menteri kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. Y. A. 5/242/7 tanggal 21 Mei 1979, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 33 tambahan No. 251/1980 tanggal 2 April 1980.
            Perusahaan ini berawal dari sebuah bengkel kendaraan bermotor yang berada dalam bangunan dengan luas tidak lebih dari 400 m2 dengan jumlah karyawan sebanyak 7 orang yang bertujuan untuk memperbaiki mobil pemadam kebakaran yang pada waktu itu masih didatangkan  dari luar negeri. Modal dasar pertama perusahaan adalah Rp 50.000.000,00 yang berstatus Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan anggaran tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir kali adalah mengenai peningkatan modal dasar dan modal tersebut ditempatkan disektor penuh dengan akta No. 55 tanggal 9 Desember 1993 oleh Notaris Sucipto, SH, dan telah mendapat persetujuan dari menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2-236. HT. 01. 04. TH. 94 tanggal 11 februari 1994. 
            Pada tahun 1979, perusahaan memulai produksi komersialnya dengan produksi pertamanya adalah mobil pemadam kebakaran (fire fighting truck). Dalam peerkembangan selanjutnya perusahaan memproduksi mesin campur aspal (asphalt mixing plant) atas pesanan pemerintah Republik Indoonesia, serta beraneka ragam mesin pembuat jalan, trailer khusus, dan kendaraan khusus lainnya. Tidak hanya itu, pada tahun 1981 perusahaan juga mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk merancang dan membangun pabrik pembuat pengaduk aspal yang digunakan untuk membangun jalan raya. Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, perusahaan juga mengekspor ke luar negeri seperti Malaysia. Pada tahun yang sama, perusahaan juga berhasil memproduksi mesin penghancur (stone crusher), mesin penyemprot dan mesin pengaduk (concrete mixer) dengan jumlah karyawan pada tahun itu sebanyak 259 orang.
            Pada tahun 1983, perusahaan memiliki 600 orang karyawan yang akan memproduksi trailer dan container yang khusus dirancang sebagai alat transportasi  untuk mengangkat tebu dari berbagai perkebunan pabrik gula yang ada di Indonesia. Tahun 1984 perusahaan memproduksi trailer dan contrainer untuk di ekspor ke jepang dan pada saat yang sama perusahaan ini melestarikan lagi beberapa pekerjaan konstruksi mesin-mesin pertanian seperti mesin penggilingan beras, mesin penggilingan udang dan mesin penggilingan kopi.
            Pada akhir 1985 hingga awal tahun 1986, perusahaan mulai memasuki bidang rancang  bangunan rekayasa dan industri barang dan jasa infrastruktur, yaitu dengan membangun jaringan transmisi listrik tegangan tinggi. Seiring dengan pembangunan disektor tambang, perusahaan juga membuat conveyor dan control system serta galvanizing plant. Produk lainnya yaitu  berupa pumping unit (pompa angguk) untuk industri minyak yang sebelumnya di impor oleh perusahaan Caltex Pacific Indonesia dan Amerika, dalam proyek during steam flood, yang ketika itu merupakan tambang minyak terbesar didunia dengan jumlah karyawan pada saat itu sebanyak 806 orang. Tidak hanya itu perusahaan ini juga mulai mendesain dan memproduksi High Voltage Transmission Electrical Tower di Surabaya, Gandera dan Gresik. Pada tahun yang sama perusahaan juga menangani sistem pembakaran batu bara untuk PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) di Surabaya. Selain itu perusahaan juga mendesain Garbarata (Airport Passenger Boarding Bridge) yaitu alat yang digunakan untuk menghubungkan penumpang pesawat dengan terminal penumpang dan Garbarata ini mulai diproduksi pada tahun 1987.
            Pada tahun 1989, perusahaan memperoleh jasa kepeloporan UPAKARTI dari pemerintah Republik Indonesia atas pengembangan dan pembinaannya pada industri kecil. Pada bulan Desember 1990, perusahaan mulai membuat purwarupa (prototype) produk baru yaitu gear reducer untuk pumping unit dan crane container untuk pelabuhan yang digunakan untuk memindahkan dan meletakkan peti kemas dari pelabuhan penyimpanan ke kapal pengangkut ataupun sebaliknya dengan menggunakan port trailer yang akan terus dikembangkan dimasa yang akan datang. Selain itu, pada tahun yang sama perusahaan berhasil mengekspor 1 set Airport Boarding Bridge ke Jepang.
            Pada 7 Juni 1993 dimulai proyek pembangkit tenaga listrik di Jambi. Proyek ini merupakan kerjasama antara perusahaan dengan Shanghai united Electric Company (SUEC) dengan jumlah karyawan 1.531 orang dan semakin berkembang pesat dengan membuka beberapa anak perusahaan diantaranya Bukaka Cable, Bukaka Forging Industries dan Bukaka Motor.
            Pada tahun 1995, perusahaan berhasil memasuki bursa dan terdaftar sebagai Perseroan Terbuka dengan 40% saham berada dipasar modal dan berhasil mengajak 3 perusahaan asuransi milik pemerintah untuk menempatkan 20% saham pada tahun 2000. Perusahaan terus berkembang dan telah berhasil menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang bergerak dalam bidang infrastructure, engineering, dan construction yang dapat disejajarkan dengan perusahaan yang sejenis terkemuka di luar negeri. Perusahaan tidak hanya mengikuti dan memenangkan tender di dalam negeri, namun merambah dan mengikuti serta memenangkan tender di luar negeri. Instansi pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara merupakan main customers didalam negeri dan pekerjaan atau proyek umumnya diperoleh melalui tender terbuka. Proyek-proyek yang didapat umumnya dikerjakan sendiri oleh tenaga-tenaga Bukaka, baik engineering maupun construction. Perusahaan juga tetap menjalin kerjasama dengan perusahaan konstruksi terkenal antara lain: Jepang, Cina, Korea, Amerika Serikat, serta negara-negara Eropa.
Perusahaan sangat peduli terhadap kualitas kerjasama yang dibuat, oleh karena itulah maka perusahaan berhasil mendapat sertifikat ISO (International Standard Organization) 9001 untuk produk Airport Boarding Bridge dan merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang memperoleh kategori ini. Di bidang oil dan gas perusahaan juga memperoleh sertifikat API (American petroleum Institute) dari Dallas, Amerika Serikat sejak tahun 1995. Perusahaan juga berhasil mengekspor produk Airport Boarding Bridge ke Jepang, Thailand, Cina dan Singapura serta dikirim pula ke Batam. Sampai dengan tahun 1999, pemesanan ke luar negeri untuk produk tersebut semakin bertambah dan sampai bulan Mei 1999 telah menyelesaikan produknya untuk Negara Jepang, Hongkong, dan Vietnam serta Bali.

1.7.1        Profil dan Lokasi Perusahaan
Nama Perusahaan        : PT. Bukaka Teknik Utama
Berdiri                         : 25 Oktober 1978
Status Perusahaan       : Penanaman Modal Dalam Negeri 
Bidang Usaha         : Rancang - Bangun Rekayasa, Konstruksi dan   Manufaktur  (Bidang Energi, Transportasi, dan Telekomunikasi)
Perusahaan Publik       : Tahun 1995
Luas Area                    : 50 Ha
Sertifikat                     : ISO 9000, API-QI, DIN, JIS, ASTM, ISO 14000
Klien Dalam Negeri    :           Departemen Pertambangan dan Energi, DPU, PLN, Telkom, Pertamina, Departemen Perhubungan, PT. Caltex, Telkomsel, Indosat, Satelindo,  Excelcomindo dan Trans TV.
            Export                         : Negara Asean, Hongkong, Jepang, Saudi Arabia.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan serta banyaknya pesanan kepada PT. Bukaka Teknik Utama, maka lokasi yang hanya memiliki sedikit tanah itu, perusahaan mencari lokasi yang memiliki tanah lebih luas dan strategis serta berkemungkinan menjadi industri besar. Maka pada bulan Mei 1982 lokasi dipilih di desa Limus Nunggal sehingga semua kegiatan produksi dipindahkan ke lokasi ini. Lokasi ini mempunyai luas tanah 6,7 hektar dan berjarak 7 km dari lokasi yang lama.
a           Alamat Perusahaan
Lokasi kantor PT. Bukaka Teknik Utama yang pertama adalah di Jl. Kramat VI No.51 Jakarta Pusat, selang beberapa tahun kemudian pindah ke Jl. Kebun Sirih No.83 Jakarta Pusat. Dan pada saat ini beralamat di ATD Plaza 17th Floor Jl. Thamrin Kav, Jakarta Pusat.

b          Alamat Pabrik
Pabrik PT. Bukaka Teknik Utama berlokasi di Jl. Raya Narogong Bekasi Km. 19,5 Cileungsi-Bogor 16820, Jawa Barat. Lokasi ini berada di luar perkotaan akan tetapi merupakan daerah yang sedang tumbuh menjadi kawasan industri dan hal ini sangatlah mengunutngkan. Akses transportasi dilakukan dengan mudah karena berada dekat dengan dua buah jalan tol, yaitu jalan tol Jagorawi dan jalan tol Jakarta-Cikampek sehingga membantu para karyawan untuk mencapai tempat kerjanya dengan cepat dan mudah aksesnya. 

1.7.2        Tujuan Berdirinya Perusahaan
1.      Visi perusahaan
       Menjadi perusahaan nasional kelas dunia yang unggul di bidang rekayasa dan industri.
2.      Misi perusahaan
       PT. Bukaka Teknik Utama selalu berjuang untuk mencapai kepuasan pelanggan pada semua bidang, mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan dengan mitra kerja, secara terus-menerus memperbaiki sistem manajemen dan mengembangkan karyawan sebagai sumber daya manusia yang sangat berharga.

1.7.3    Struktur Organisasi Perusahaan
            Setiap perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran tidak lepas dari masalah manajemen dan organisasi, organisasi adalah suatu sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan secara bersama-sama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab.
            Pada umunya suatu organisasi dapat berjalan dengan baik dan teratur, bila uraian tugas dan jabatan dalam organisasi tersebut jelas serta dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab. Pelaksanaannya harus sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Adanya koordinasi antara anggota satu dengan yang lainnya merupakan kunci keberhasilan dari suatu organisasi yang dapat memperlancar pekerjaan dan dapat menghindari terjadinya kesalahpahaman antara karyawan yang satu dengan yang lainnya.
            Susunan tugas dan wewenang serta tanggung jawab tersebut biasanya dituangkan dalam sebuah struktur organisasi yang menggambarkan kerangka kerja menurut posisinya masing-masing dalam organisasi kerja. Dengan adanya struktur organisasi, masing-masing bagian memiliki tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas dalam menjalankan kegiatan perusahaan sehingga memberikan kejelasan manajemen dalam garis kebijaksanaan yang akan diambil serta rencana yang akan ditetapkan agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai dengan baik.
            Dalam pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab di perusahaan, PT. Bukaka Teknik Utama memiliki bentuk struktur organisasi yang fungsional, jelas dan terarah yang menunjukan adanya pembagian tugas pada masing-masing bagian, sehingga suatu pekerjaan dapat terkoordinir dengan baik dan pimpinan perusahaan dapat mengikuti perkembangan perusahaan dengan mudah

1.7.4        Jenis Produk Yang Dihasilkan
Pada PT. BUKAKA TEKNIKA UTAMA mempunyai banyak sekali produk yang dihasilkan, diantaranya:
1.      Mobil Pemadam Kebakaran
Pada tahun 1979 PT. Bukaka Teknik Utama telah berhasil memproduksi mobil pemadam kebakaran, dimana produk ini merupakan produk hasil kerja yang pertama kali sekaligus sebagai subtitusi produksi local paling awal yang sebelumnya selalu di impor.
2.      Asphalt Mixing Plant
Jenis produk yang kedua yang diproduksi oleh PT. Bukaka Teknik Utama adalah Asphalt Mixing Plant (AMP) atas pesanan dan kepercayaan pemeritah Republik Indonesia pada tahun 1980 dan pada tahun 1981 produksi AMP PT. Bukaka Teknik Utama lahir. Sampai tahun 1999 tercatat sekitar 40 unit AMP yang terjual dan sempat di ekspor ke Malaysia.
3.      Steel Tower
Pada tahun 1985 pihak PT. Bukaka Teknik Utama mengirim para insinyurnya untuk melakukan riset ke luar negeri, sehingga pada akhirnya pihak PT. Bukaka Teknik Utama, mampu mendesain dan memproduksi steel tower, mengingat kebutuhan Steel Tower untuk wilayah Indonesia terhitung cukup besar. 
4.      Pumping Unit
Pumping Unit (pompa angguk) yang digunakan oleh industri minyak untuk memompa minyak dari dalam bumi dengan kedalaman mencapai seratus bahkan ribuan meter mulai diproduksi pada tahun 1986 oleh PT. Bukaka Teknik Utama, dimana sebelumnya produk ini di impor oleh perusahaan Caltex Pacific Indonesia dan Amerika dalam proyek During Steam Flood, yang ketika itu merupakan tambang minyak terbesar didunia.
5.      Garbarata (Airport Passenger Boarding Bridge)
Garbarata mulai diproduksi oleh PT. Bukaka Teknik Utama pada tahun 1987 yaitu alat yang digunakan untuk menghubungkan penumpang pesawat dengan terminal penumpang. Berkat keuletan dan kerjasama yang dibuat, perusahaan berhasil mendapat sertifikat ISO (International Standar Organisation) untuk produk Airport Boarding Bridge dan merupakan perusahaan pertama yang memperoleh kategori ini. Tidak hanya itu, perusahaan juga berhasil mengekspor produk Airport Boarding Bridge ke Jepang, Thailand, Cina, singapura serta dikirim pula ke Batam. Sampai pada tahun 1999, pemesanan ke luar negeri untuk produk tersebut semakin bertambah dan sampai bulan Mei 1999 telah menyelesaikan produknya untuk Negara Jepang, Hongkong, Vietnam dan juga Bali.
6.      Panel Control
Pada tahun 1990 PT. Bukaka Teknik Utama sudah memproduksi alat panel control yaitu alat yang berfungsi untuk mengontrol pengoperasian pumping unit.
7.      Gear Reducer
Gear reducer merupakan bagian (komponen) utama dari pumping unit, alat ini diproduksi demi terwujudnya Pumping Unit yang 100% local contents. Gear reducer ini diproduksi pada tahun 1991.
8.      Conveyor Sistem
Mengingat potensi negara Indonesia sebagai Negara penghasil bahan tambang maka PT. Bukaka Teknik Utama membuat rancang bangun Material Handling Sistem terpadu yang mencakup Conveyor, Elevator, Crusher, Sphiloader dan lain-lain.
9.      Galvanizing Plant
Galvanizing plant PT. Bukaka Teknik Utama selain berfungsi sebagai fasilitas fabrikasi juga terbuka untuk para customer dari luar. Galvanizing plant ini mulai dibangun pada tahun 1985, dan mulai dioperasikan pada awal tahun 1988 dengan luas 5 m x 82 m x 2 m, yang terdiri atas 13 bak galvanize masing-masing berukuran 9,5 m x 1,5 m x 1,5 m dengan kapasitas galvanizing sebesar 60 ton per hari.
10.  Lorong Teleskopik
Gagasan untuk pembuatan Lorong Teleskopik timbul pada tahun 1987, dan untuk meyakinkan pihak pembeli maka PT. Bukaka Teknik Utama membuat prototype pada tahun 1991. Produk Lorong Teleskopik ini juga pernah di ekspor ke Negara Jepang