Bayu Nugroho
Minggu, 20 Mei 2018
Jumat, 06 April 2018
Kamis, 23 November 2017
Pengertian, ciri-ciri dan kode etik Profesionalisme
Pengertian Profesionalisme
Seseorang yang
berkompeten di suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walau demikian, istilah profesional juga
digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata
dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima
bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri
umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.
Profesional adalah
istilah bagi seseorang yang menawarkan jasa atau
layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan
menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Orang tersebut
juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan seusai
dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun
begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga
disebut “profesional” dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah
entitas yang didirikan dengan sah. Sebagai contoh, dalam dunia olahraga terdapat olahragawan profesional yang
merupakan kebalikan dari olahragawan amatir yang bukan berpartisipasi dalam sebuah
turnamen/kompetisi demi uang.
Karyawan
profesional adalah seorang karyawan yang digaji dan melaksanakan tugas sesuai
juklak (Petunjuk Pelaksanaan) dan juknis (Petunjuk Teknis) yang dibebankan
kepada dia. Sangat wajar jika dia mengerjakan tugas di luar Juklak dan Juknis
dan meminta upah atas pekerjaannya tersebut. Karena profesional adalah terkait
dengan pendapatan, tidak hanya terkait dengan keahlian.
Menurut
para ahli
Profesionalisme
- Menurut Soemarno P. Wirjanto (1989) professional
adalah Harus ada ilmu yang diolah di dalamnya Harus ada kebebasan, tidak
boleh ada hubungan hirarki.Harus ada
kebebasan ( = hak tidak boleh dituntut ) terhadap penentuan sikap dan
perbuatan dalam menjalankan profesinya.Harus ada
Kode Etik dan peradilan Kode Etik oleh suatu Majlis Peradilan Kode Etik.
- Menurut Soedijarto (1990:57) mendefinisikan
profesional sebagai perangkat atribut-atribut yang diperlukan guna
menunjang suatu tugas agar sesuai dengan standar kerja yang diinginkan.
Dari pendapat ini, sebutan standar kerja merupakan faktor pengukuran atas
bekerjanya seorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas
- Menurut Prof. Soempomo Djojowadono (1987),
professional adalah Mempunyai sistem pengetahuan yang isoterik (tidak
dimiliki sembarang orang), Ada pendidikannya dan latihannya yang formal
dan ketat, Membentuk asosiasi perwakilannya. Ada pengembangan Kode Etik
yang mengarahkan perilaku para anggotanya
- Menurut Prof. Edgar Shine professional
adalah Bekerja sepenuhnya (full time) berbeda dengan amatir yang sambilan,
Mempunyai motivasi yang kuat.Mempunyai pengetahuan (science) dan
keterampilan (skill), Membuat keputusan atas nama klien (pemberi tugas),
Berorientasi pada pelayanan ( service orientation )
- Sementara itu Philips (1991:43) memberikan
definisi profesional sebagai individu yang bekerja sesuai dengan standar
moral dan etika yang ditentukan oleh pekerjaan tersebut.
- Menurut Yuwono (2011:9) Profesional
adalah, “Pekerja yang menjalankan profesi tersebut
- Menurut Kurniawan (2005:73) adalah,
“Suatu kemampuan dan keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan
menurut bidang dan tingkatan masing-masing,” Dari pendapat tersebut maka
saya menarik kesimpulan bahwa profesional adalah seseorang yang melakukan
pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan dan keterampilan khusus dibidang
pekerjaannya.
CIRI-CIRI
PROFESIONALISME
Seseorang yang memiliki jiwa
profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang
profesional. Kualiti profesionalisme didokong oleh ciri-ciri sebagai berikut:
1. Keinginan untuk selalu
menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal.
Seseorang yang memiliki
profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan
piawai yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya kepada sesorang
yang dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan “piawai ideal”
ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan dijadikan
sebagai rujukan.
2. Meningkatkan dan memelihara imej
profesion
Profesionalisme yang tinggi
ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan dan memelihara
imej profesion melalui perwujudan perilaku profesional. Perwujudannya dilakukan
melalui berbagai-bagai cara misalnya penampilan, cara percakapan, penggunaan
bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan dengan individu
lainnya.
3. Keinginan untuk sentiasa mengejar
kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan meperbaiki
kualiti pengetahuan dan keterampiannya.
4. Mengejar kualiti dan cita-cita
dalam profesion
Profesionalisme ditandai dengan
kualiti darjat rasa bangga akan profesion yang dipegangnya. Dalam hal ini
diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga dan percaya diri akan
profesionnya.
KODE
ETIK PROFESIONAL
Kode etik profesi merupakan norma
yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi, yang mengarahkan atau
memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus
menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat.
Apabila anggota kelompok profesi itu
menyimpang dari kode etiknya, maka kelompok profesi itu akan tercemar di mata
masyarakat. Oleh karena itu, kelompok profesi harus mencoba menyelesaikan
berdasarkan kekuasaannya sendiri. Kode etik profesi merupakan produk etika
terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu
profesi.
Kode etik profesi dapat berubah dan
diubah seiring perkembangan zaman. Kode etik profesi merupakan pengaturan diri
profesi yang bersangkutan, dan ini perwujudan nilai moral yang hakiki, yang
tidak dipaksakan dari luar.
Kode etik profesi hanya berlaku
efektif apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam
lingkungan profesi itu sendiri. Setiap kode etik profesi selalu dibuat tertulis
yang tersusun secara rapi, lengkap, tanpa catatan, dalam bahasa yang baik,
sehingga menarik perhatian dan menyenangkan pembacanya. Semua yang tergambar
adalah perilaku yang baik-baik.
Etika
Profesi di Bidang Teknik Mesin
Etika dalam bidang Teknik Mesin
yaitu merupakan suatu prinsip-prinsip atau aturan prilaku di dalam bidang
Teknik Mesin yang bertujuan untuk mencapai nilai dan norma moral yang
terkandung di dalamnya. Sedangkan Profesi dalam bidang teknik Mesin dapat diartikan
sebagai pekerjaan , namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Sebuah profesi
akan dapat dipercaya dunia industri ketika kesadaran diri kita yang kuat
menjunjung tinggi nilai etika profesi kita di dunia industri maupun di sekitar
kita. Jadi dapat di katakan etika profesi yaitu batasan-batasan untuk
mengatur atau membimbing prilaku kita sebagai manusia secara normatif. Kita
harus mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Karena semuanya itu sangat berpengaruh bagi kita sebagai mahasiswa teknik mesin
yang seharusnya mempunyai etika yang bermoral baik.
Sebagai insinyur untuk membantu
pelaksana sebagai seseorang yang professional dibidang keteknikan supaya tidak
dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai
seorang professional dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok
yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut. Kode etik profesi
memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi
mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh
dilakukan.
Kode etik profesi merupakan sarana
kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa
etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga
dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalanggan sosial).
Kode etik profesi mencegah campur
tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan
profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu
instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi
di lain instansi atau perusahaan.
Di Indonesia dalam hal kode etik
telah diatur termasuk kode etik sebagai seorang insinyur yang disebut kode etik
insinyur Indonesia dalam “catur karsa sapta dharma insinyur Indonesia. Dalam
kode etik insinyur terdapat prinsip-prinsip dasar yaitu :
·
Mengutamakan keluhuran budi.
·
Menggunakan pengetahuan dan
kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia.
·
Bekerja secara sungguh-sungguh untuk
kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
·
Meningkatkan kompetensi dan martabat
berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran.
Accreditation Board for Engineering
and Technology (ABET) sendiri secara spesifik memberikan persyaratan akreditasi
yang menyatakan bahwa setiap mahasiswa teknik (engineering) harus mengerti
betul karakteristik etika profesi keinsinyuran dan penerapannya. Dengan
persyaratan ini, ABET menghendaki setiap mahasiswa teknik harus betul-betul memahami
etika profesi, kode etik profesi dan permasalahan yang timbul diseputar profesi
yang akan mereka tekuni nantinya, sebelum mereka nantinya terlanjur melakukan
kesalahan ataupun melanggar etika profesi-nya. Langkah ini akan menempatkan
etika profesi sebagai “preventive ethics” yang akan menghindarkan segala macam
tindakan yang memiliki resiko dan konsekuensi yang serius dari penerapan
keahlian profesional.
sumber:
·
Brooks, Leonard J. 2007. Etika
Bisnis & Profesi, Edisi 5. Penerbit Salemba Empat
·
https://thelastthree.wordpress.com/tag/definisi-profesionalisme-menurut-para-ahli/
Minggu, 04 Desember 2016
PENULISAN ILMIAH (SOFT SKILL)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin maju dan berkembang terutama di bidang
industri minyak dan industri manufaktur, dimana kemajuan dan perkembangan IPTEK
dibidang ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan
umat manusia. Dibidang industri minyak, kemajuan teknologi terlihat pada metode
dan peralatan yang digunakan untuk mengangkat minyak dari dalam bumi sampai ke
atas permukaan. Salah satu alat yang digunakan dalam proses pengambilan atau
pengangkatan minyak dari dalam bumi adalah pumping
unit (pompa angguk). Alat ini menggunakan prinsip kerja katup searah (check valve) dan biasa disebut dengan sucker rod pumping atau beam pump. Dibidang industri manufaktur,
kemajuan dan pengembangan teknologi terlihat dengan dilakukannya
perbaikan-perbaikan produksi barang yang lebih sempurna, berkualitas dan
menggunakan teknologi terbaru sesuai dengan perkembangan zaman sehingga
menghasilkan produk yang lebih baik. Oleh karena itu kita harus menghargai
IPTEK dan ikut serta dalam perkembangannya demi kemajuan bangsa dan negara.
PT. Bukaka
Teknik Utama sebagai salah satu perusahaan industri dibidang rancang-bangun
rekayasa, konstruksi dan manufaktur (bidang energi, transportasi dan
telekomunikasi) banyak menggunakan proses perakitan untuk menghasilkan
produk-produknya, khususnya dalam pembuatan produk oil pumping unit yang digunakan untuk memompa minyak dari dalam
bumi dengan ke dalaman mencapai ratusan bahkan ribuan meter. Proses perakitan
dilakukan untuk penyatuan atau penyambungan komponen-komponen pumping unit, dimana proses ini
merupakan salah satu proses yang sangat penting dan menentukan akan terciptanya
suatu produk.
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk
menyusun penulisan ilmiah yang berjudul “
Proses Machining Pitman Pada Pumping Unit Di PT. Bukaka Teknik Utama “. Pada
proses machining ini melewati beberapa proses diantaranya proses cutting,
proses drilling, proses penghalusan (gerinda)
dan yang terakhir adalah perakitan dengan metode pengelasan
1
2
1.2
Permasalahan
Permasalahan penulisan ilmiah yang akan dibahas yaitu mengetahui Proses machining Pitman Pada Pumping Unit Di PT. Bukaka Teknik Utama.
1.3
Batasan Masalah
Dalam
penulisan ilmiah ini, penulis hanya akan membahas bagian-bagian berikut :
1. Tahapan tahapan proses machining
pitman pada pumping unit
2. Cara kerja dan proses
pemotongan, pengeboran dan pengelasan
3. Material yang dipergunakan
dalam pembuatan komponen pitman
4. Urutan proses machining pitman pada pumping unit
1.4
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ilmiah
ini adalah Mengetahui proses machining
pitman pada
pumping unit
1.5
Metode Penulisan
Sebagai
dasar isi dari penulisan diperlukan data-data yang digunakan sebagai penunjang yang
meliputi :
1. Studi Lapangan
Pengambilan data dilakukan dengan beberapa metode,
yaitu:
a. Metode Observasi
Untuk
mengembangkan data-data dengan pengamatan langsung ke lapangan yang berhubungan dengan
proses machining pitman.
b. Metode Interview
Melakukan proses tanya jawab secara langsung kepada
operator mesin yang bekerja pada proses machining pitman yang diantaranya
operator mesin cutting, drilling, setting dan pengelasan (welding)
c. Metode inventori
Yaitu cara untuk mendapatkan
data-data konkret tentang proses machining pitman dengan melakukan pemeriksaan
dan penelusuran lebih mendalam terhadap objek penelitian.
2. Studi Pustaka
Pengambilan data dilakukan
dengan membaca dan menelaah buku-buku penunjang
yang berhubungan dengan proses perakitan pitman. Sehingga nantinya data-data yang disajikan lebih banyak, rinci,
dan jelas.
1.6
Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan ilmiah ini akan diberikan
gambaran umum dari bab ke bab mengenai isi dari penulisan ilmiah. Berikut
adalah gambaran umum sistematika penulisan ilmiah Proses machining pitman Pada Pumping
Unit Di PT. Bukaka Teknik Utama.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang
latar belakang penulisan, permasalahan,
batasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian
, sistematika penulisan dan tinjauan umum perusahaan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang penjelasan teori umum pitman,
penjelasan proses machining yang digunakan dalam pembuatan pitman serta jenis
material yang digunakan dalam pembuatan pitman.
BAB III PROSES MACHINING PITMAN PADA PUMPING UNIT
Bab ini memaparkan penjelasan mengenai proses perakitan
pitman yang melalui beberapa tahapan seperti proses pemotongan (cutting), proses pengeboran (drilling), proses pengelasan (welding) dan proses perakitan dengan
alat bantu jig atau mal sesuai standar yang telah ditetapkan di perusahaan.
BAB IV PENUTUP
Bab ini membahas
kesimpulan dari hasil penelitian pada saat melakukan
kerja praktek di PT. Bukaka Teknik Utama.
1.7
Tinjauan Umum Perusahaan
PT Bukaka Teknik Utama
merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang mempelopori usaha dibidang
rancang bangun rekayasa, konstruksi dan industri manufaktur barang dan jasa
disektor infrastruktur khususnya bidang energi, transportasi dan
telekomunikasi. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 25 Oktober 1978
berdasarkan akta pendirian No. 149 yang dibuat dihadapan Notaris Haji Bebasa
Daeng Lalo, SH. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh menteri kehakiman
Republik Indonesia dengan surat keputusan No. Y. A. 5/242/7 tanggal 21 Mei
1979, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 33 tambahan
No. 251/1980 tanggal 2 April 1980.
Perusahaan ini berawal dari sebuah
bengkel kendaraan bermotor yang berada dalam bangunan dengan luas tidak lebih
dari 400 m2 dengan jumlah karyawan sebanyak 7 orang yang bertujuan
untuk memperbaiki mobil pemadam kebakaran yang pada waktu itu masih
didatangkan dari luar negeri. Modal
dasar pertama perusahaan adalah Rp 50.000.000,00 yang berstatus Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) dan anggaran tersebut telah mengalami beberapa kali
perubahan, yang terakhir kali adalah mengenai peningkatan modal dasar dan modal
tersebut ditempatkan disektor penuh dengan akta No. 55 tanggal 9 Desember 1993
oleh Notaris Sucipto, SH, dan telah mendapat persetujuan dari menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2-236. HT. 01. 04. TH. 94
tanggal 11 februari 1994.
Pada tahun 1979, perusahaan memulai
produksi komersialnya dengan produksi pertamanya adalah mobil pemadam kebakaran
(fire fighting truck). Dalam
peerkembangan selanjutnya perusahaan memproduksi mesin campur aspal (asphalt mixing plant) atas pesanan
pemerintah Republik Indoonesia, serta beraneka ragam mesin pembuat jalan, trailer khusus, dan kendaraan khusus
lainnya. Tidak hanya itu, pada tahun 1981 perusahaan juga mendapat kepercayaan
dari pemerintah untuk merancang dan membangun pabrik pembuat pengaduk aspal
yang digunakan untuk membangun jalan raya. Selain memenuhi kebutuhan dalam
negeri, perusahaan juga mengekspor ke luar negeri seperti Malaysia. Pada tahun
yang sama, perusahaan juga berhasil memproduksi mesin penghancur (stone crusher), mesin penyemprot dan
mesin pengaduk (concrete mixer)
dengan jumlah karyawan pada tahun itu sebanyak 259 orang.
Pada tahun 1983, perusahaan memiliki
600 orang karyawan yang akan memproduksi trailer
dan container yang khusus dirancang
sebagai alat transportasi untuk
mengangkat tebu dari berbagai perkebunan pabrik gula yang ada di Indonesia.
Tahun 1984 perusahaan memproduksi trailer
dan contrainer untuk di ekspor ke
jepang dan pada saat yang sama perusahaan ini melestarikan lagi beberapa
pekerjaan konstruksi mesin-mesin pertanian seperti mesin penggilingan beras,
mesin penggilingan udang dan mesin penggilingan kopi.
Pada akhir 1985 hingga awal tahun
1986, perusahaan mulai memasuki bidang rancang
bangunan rekayasa dan industri barang dan jasa infrastruktur, yaitu
dengan membangun jaringan transmisi listrik tegangan tinggi. Seiring dengan
pembangunan disektor tambang, perusahaan juga membuat conveyor dan control system
serta galvanizing plant. Produk
lainnya yaitu berupa pumping unit (pompa angguk) untuk
industri minyak yang sebelumnya di impor oleh perusahaan Caltex Pacific
Indonesia dan Amerika, dalam proyek during
steam flood, yang ketika itu
merupakan tambang minyak terbesar didunia dengan jumlah karyawan pada saat itu
sebanyak 806 orang. Tidak hanya itu perusahaan ini juga mulai mendesain dan
memproduksi High Voltage Transmission
Electrical Tower di Surabaya, Gandera dan Gresik. Pada tahun yang sama
perusahaan juga menangani sistem pembakaran batu bara untuk PLTU (Pembangkit
Listrik Tenaga Uap) di Surabaya. Selain itu perusahaan juga mendesain Garbarata (Airport Passenger Boarding Bridge) yaitu alat yang digunakan untuk
menghubungkan penumpang pesawat dengan terminal penumpang dan Garbarata ini mulai diproduksi pada
tahun 1987.
Pada tahun 1989, perusahaan
memperoleh jasa kepeloporan UPAKARTI dari pemerintah Republik Indonesia atas
pengembangan dan pembinaannya pada industri kecil. Pada bulan Desember 1990,
perusahaan mulai membuat purwarupa (prototype)
produk baru yaitu gear reducer untuk pumping unit dan crane container untuk pelabuhan yang digunakan untuk memindahkan
dan meletakkan peti kemas dari pelabuhan penyimpanan ke kapal pengangkut
ataupun sebaliknya dengan menggunakan port
trailer yang akan terus dikembangkan dimasa yang akan datang. Selain itu,
pada tahun yang sama perusahaan berhasil mengekspor 1 set Airport Boarding Bridge ke Jepang.
Pada 7 Juni 1993 dimulai proyek
pembangkit tenaga listrik di Jambi. Proyek ini merupakan kerjasama antara
perusahaan dengan Shanghai united
Electric Company (SUEC) dengan jumlah karyawan 1.531 orang dan semakin
berkembang pesat dengan membuka beberapa anak perusahaan diantaranya Bukaka Cable, Bukaka Forging Industries dan Bukaka Motor.
Pada tahun 1995, perusahaan berhasil
memasuki bursa dan terdaftar sebagai Perseroan Terbuka dengan 40% saham berada
dipasar modal dan berhasil mengajak 3 perusahaan asuransi milik pemerintah
untuk menempatkan 20% saham pada tahun 2000. Perusahaan terus berkembang dan
telah berhasil menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang
bergerak dalam bidang infrastructure, engineering,
dan construction yang dapat
disejajarkan dengan perusahaan yang sejenis terkemuka di luar negeri.
Perusahaan tidak hanya mengikuti dan memenangkan tender di dalam negeri, namun
merambah dan mengikuti serta memenangkan tender di luar negeri. Instansi
pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara merupakan main customers didalam negeri dan pekerjaan atau proyek umumnya
diperoleh melalui tender terbuka. Proyek-proyek yang didapat umumnya dikerjakan
sendiri oleh tenaga-tenaga Bukaka, baik engineering
maupun construction. Perusahaan juga
tetap menjalin kerjasama dengan perusahaan konstruksi terkenal antara lain:
Jepang, Cina, Korea, Amerika Serikat, serta negara-negara Eropa.
Perusahaan
sangat peduli terhadap kualitas kerjasama yang dibuat, oleh karena itulah maka
perusahaan berhasil mendapat sertifikat ISO (International Standard Organization) 9001 untuk produk Airport Boarding Bridge dan merupakan
perusahaan pertama di Indonesia yang memperoleh kategori ini. Di bidang oil dan gas perusahaan juga memperoleh
sertifikat API (American petroleum
Institute) dari Dallas, Amerika Serikat sejak tahun 1995. Perusahaan juga
berhasil mengekspor produk Airport
Boarding Bridge ke Jepang, Thailand, Cina dan Singapura serta dikirim pula
ke Batam. Sampai dengan tahun 1999, pemesanan ke luar negeri untuk produk
tersebut semakin bertambah dan sampai bulan Mei 1999 telah menyelesaikan
produknya untuk Negara Jepang, Hongkong, dan Vietnam serta Bali.
1.7.1
Profil dan Lokasi Perusahaan
Nama
Perusahaan : PT. Bukaka Teknik
Utama
Berdiri : 25 Oktober 1978
Status
Perusahaan : Penanaman Modal Dalam
Negeri
Bidang Usaha : Rancang - Bangun Rekayasa, Konstruksi dan Manufaktur (Bidang Energi, Transportasi, dan
Telekomunikasi)
Perusahaan
Publik : Tahun 1995
Luas
Area : 50 Ha
Sertifikat : ISO 9000, API-QI, DIN,
JIS, ASTM, ISO 14000
Klien Dalam Negeri : Departemen Pertambangan dan Energi,
DPU, PLN, Telkom, Pertamina, Departemen Perhubungan, PT. Caltex, Telkomsel,
Indosat, Satelindo, Excelcomindo dan Trans
TV.
Export : Negara Asean,
Hongkong, Jepang, Saudi Arabia.
Seiring dengan perkembangan
dan kemajuan serta banyaknya pesanan kepada PT. Bukaka Teknik Utama, maka lokasi
yang hanya memiliki sedikit tanah itu, perusahaan mencari lokasi yang memiliki
tanah lebih luas dan strategis serta berkemungkinan menjadi industri besar.
Maka pada bulan Mei 1982 lokasi dipilih di desa Limus Nunggal sehingga semua
kegiatan produksi dipindahkan ke lokasi ini. Lokasi ini mempunyai luas tanah
6,7 hektar dan berjarak 7 km dari lokasi yang lama.
a
Alamat Perusahaan
Lokasi kantor PT. Bukaka
Teknik Utama yang pertama adalah di Jl. Kramat VI No.51 Jakarta Pusat, selang
beberapa tahun kemudian pindah ke Jl. Kebun Sirih No.83 Jakarta Pusat. Dan pada
saat ini beralamat di ATD Plaza 17th Floor Jl. Thamrin Kav, Jakarta
Pusat.
b
Alamat Pabrik
Pabrik PT. Bukaka Teknik
Utama berlokasi di Jl. Raya Narogong Bekasi Km. 19,5 Cileungsi-Bogor 16820,
Jawa Barat. Lokasi ini berada di luar perkotaan akan tetapi merupakan daerah
yang sedang tumbuh menjadi kawasan industri dan hal ini sangatlah mengunutngkan.
Akses transportasi dilakukan dengan mudah karena berada dekat dengan dua buah
jalan tol, yaitu jalan tol Jagorawi dan jalan tol Jakarta-Cikampek sehingga
membantu para karyawan untuk mencapai tempat kerjanya dengan cepat dan mudah
aksesnya.
1.7.2
Tujuan Berdirinya Perusahaan
1. Visi perusahaan
Menjadi perusahaan nasional kelas dunia yang unggul di bidang
rekayasa dan industri.
2. Misi perusahaan
PT. Bukaka Teknik
Utama selalu berjuang untuk mencapai kepuasan pelanggan pada semua bidang,
mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan dengan mitra kerja, secara
terus-menerus memperbaiki sistem manajemen dan mengembangkan karyawan sebagai
sumber daya manusia yang sangat berharga.
1.7.3 Struktur
Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan dalam
mencapai tujuan dan sasaran tidak lepas dari masalah manajemen dan organisasi,
organisasi adalah suatu sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih untuk mencapai suatu tujuan secara bersama-sama dengan adanya pembagian
tugas dan tanggung jawab.
Pada umunya suatu organisasi dapat
berjalan dengan baik dan teratur, bila uraian tugas dan jabatan dalam
organisasi tersebut jelas serta dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh
rasa tanggung jawab. Pelaksanaannya harus sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Adanya koordinasi antara anggota satu dengan yang
lainnya merupakan kunci keberhasilan dari suatu organisasi yang dapat
memperlancar pekerjaan dan dapat menghindari terjadinya kesalahpahaman antara
karyawan yang satu dengan yang lainnya.
Susunan tugas dan wewenang serta
tanggung jawab tersebut biasanya dituangkan dalam sebuah struktur organisasi
yang menggambarkan kerangka kerja menurut posisinya masing-masing dalam
organisasi kerja. Dengan adanya struktur organisasi, masing-masing bagian
memiliki tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas dalam menjalankan
kegiatan perusahaan sehingga memberikan kejelasan manajemen dalam garis
kebijaksanaan yang akan diambil serta rencana yang akan ditetapkan agar tujuan
dan sasaran perusahaan dapat tercapai dengan baik.
Dalam pembagian tugas dan wewenang
serta tanggung jawab di perusahaan, PT. Bukaka Teknik Utama memiliki bentuk
struktur organisasi yang fungsional, jelas dan terarah yang menunjukan adanya
pembagian tugas pada masing-masing bagian, sehingga suatu pekerjaan dapat
terkoordinir dengan baik dan pimpinan perusahaan dapat mengikuti perkembangan
perusahaan dengan mudah
1.7.4
Jenis Produk Yang Dihasilkan
Pada
PT. BUKAKA TEKNIKA UTAMA mempunyai banyak sekali produk yang dihasilkan,
diantaranya:
1.
Mobil Pemadam Kebakaran
Pada tahun 1979 PT. Bukaka
Teknik Utama telah berhasil memproduksi mobil pemadam kebakaran, dimana produk
ini merupakan produk hasil kerja yang pertama kali sekaligus sebagai subtitusi produksi local paling awal yang sebelumnya selalu di impor.
2. Asphalt Mixing Plant
Jenis produk yang kedua yang
diproduksi oleh PT. Bukaka Teknik Utama adalah Asphalt Mixing Plant (AMP) atas pesanan dan kepercayaan pemeritah
Republik Indonesia pada tahun 1980 dan pada tahun 1981 produksi AMP PT. Bukaka
Teknik Utama lahir. Sampai tahun 1999 tercatat sekitar 40 unit AMP yang terjual
dan sempat di ekspor ke Malaysia.
3. Steel Tower
Pada tahun 1985 pihak PT.
Bukaka Teknik Utama mengirim para insinyurnya untuk melakukan riset ke luar negeri, sehingga pada
akhirnya pihak PT. Bukaka Teknik Utama, mampu mendesain dan memproduksi steel tower, mengingat kebutuhan Steel
Tower untuk wilayah Indonesia terhitung cukup besar.
4. Pumping Unit
Pumping Unit (pompa angguk) yang digunakan oleh industri minyak untuk memompa minyak dari dalam
bumi dengan kedalaman mencapai seratus bahkan ribuan meter mulai diproduksi
pada tahun 1986 oleh PT. Bukaka Teknik Utama, dimana sebelumnya produk ini di impor oleh perusahaan Caltex Pacific
Indonesia dan Amerika dalam proyek During
Steam Flood, yang ketika itu merupakan tambang minyak terbesar didunia.
5.
Garbarata (Airport Passenger Boarding Bridge)
Garbarata mulai diproduksi oleh PT. Bukaka Teknik Utama pada tahun
1987 yaitu alat yang digunakan untuk menghubungkan penumpang pesawat dengan
terminal penumpang. Berkat keuletan dan kerjasama yang dibuat, perusahaan
berhasil mendapat sertifikat ISO (International
Standar Organisation) untuk produk Airport
Boarding Bridge dan merupakan perusahaan pertama yang memperoleh kategori
ini. Tidak hanya itu, perusahaan juga berhasil mengekspor produk Airport Boarding Bridge ke Jepang,
Thailand, Cina, singapura serta dikirim pula ke Batam. Sampai pada tahun 1999,
pemesanan ke luar negeri untuk produk tersebut semakin bertambah dan sampai
bulan Mei 1999 telah menyelesaikan produknya untuk Negara Jepang, Hongkong,
Vietnam dan juga Bali.
6. Panel Control
Pada tahun 1990 PT. Bukaka
Teknik Utama sudah memproduksi alat panel
control yaitu alat yang berfungsi untuk mengontrol pengoperasian pumping unit.
7. Gear Reducer
Gear reducer merupakan bagian (komponen) utama dari pumping unit, alat ini diproduksi demi terwujudnya Pumping Unit yang 100% local contents. Gear reducer
ini diproduksi pada tahun 1991.
8. Conveyor Sistem
Mengingat potensi negara
Indonesia sebagai Negara penghasil bahan tambang maka PT. Bukaka Teknik Utama
membuat rancang bangun Material Handling
Sistem terpadu yang mencakup Conveyor,
Elevator, Crusher, Sphiloader dan lain-lain.
9. Galvanizing Plant
Galvanizing plant PT. Bukaka Teknik Utama selain berfungsi sebagai
fasilitas fabrikasi juga terbuka
untuk para customer dari luar. Galvanizing plant ini mulai dibangun
pada tahun 1985, dan mulai dioperasikan pada awal tahun 1988 dengan luas 5 m x
82 m x 2 m, yang terdiri atas 13 bak galvanize
masing-masing berukuran 9,5 m x 1,5 m x 1,5 m dengan kapasitas galvanizing sebesar 60 ton per hari.
10.
Lorong Teleskopik
Gagasan untuk pembuatan
Lorong Teleskopik timbul pada tahun
1987, dan untuk meyakinkan pihak pembeli maka PT. Bukaka Teknik Utama membuat prototype pada tahun 1991. Produk Lorong
Teleskopik ini juga pernah di ekspor ke Negara Jepang
1
Langganan:
Postingan (Atom)